Pengembangan Fitur Rekapitulasi RKBMD dan Kurva Pengamanan Gedung di Aplikasi Digitalisasi Pengamanan Aset Kepahiang

Penulis : Hariyanto, S.Sos
Gambar : Robby KurniawanJ., A.Md
Kepahiang, 24 Oktober 2024.

Aplikasi Digitalisasi Pengamanan Aset Kepahiang (DIPAYANG) semakin menunjukkan keseriusannya dalam mendukung manajemen aset daerah dengan terus mengembangkan berbagai fitur baru. Saat ini, salah satu fitur yang sudah mulai digunakan adalah rekapitulasi RKBMD (Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah), yang dapat dicetak dalam format PDF baik di tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD) maupun dalam skala Kabupaten Kepahiang. Fitur ini memudahkan OPD dalam mendapatkan dokumen rekapitulasi yang siap pakai untuk laporan atau presentasi internal. Selain itu, tim pengembang juga sedang menyelesaikan fitur ekspor ke Excel, yang akan dirilis pada minggu terakhir Oktober 2024. Fitur ini akan memungkinkan OPD untuk mengolah data lebih lanjut dalam format spreadsheet, memberikan fleksibilitas lebih bagi pengguna.

Tidak hanya itu, DIPAYANG juga akan segera menghadirkan fitur kurva pengamanan aset untuk gedung, bangunan, serta jalan dan jaringan irigasi. Fitur ini akan menampilkan informasi grafis mengenai tingkat keamanan fisik aset, sehingga OPD bisa dengan mudah memantau kondisi aset strategis yang dimiliki dan melakukan perencanaan pemeliharaan dengan lebih efektif. Kurva pengamanan ini akan tersedia di tingkat OPD, sehingga setiap unit kerja bisa melihat dan mengelola status keamanan aset secara mandiri.

Dalam wawancara terpisah, Herwin Noviansyah, S.Sos., MM, selaku Kepala Bidang Aset di Badan Keuangan Daerah Kabupaten Kepahiang, menekankan pentingnya fitur-fitur baru ini dalam proses migrasi ke e-BMD. “Kami sedang dalam proses serius mempersiapkan migrasi ke sistem e-BMD yang lebih terintegrasi. Ini bukan sekadar pembaruan sistem, tapi juga modernisasi manajemen aset yang akan mempermudah akses, pengelolaan, dan pelaporan aset secara digital. Harapannya, dengan e-BMD, pengelolaan aset akan lebih transparan, akurat, dan efisien, sehingga meminimalisir risiko pengelolaan aset yang tidak sesuai aturan,” jelas Herwin. Ia juga menambahkan bahwa langkah ini adalah bagian dari upaya untuk menjawab tantangan manajemen aset di era digital dan memastikan Kabupaten Kepahiang selalu siap dalam menghadapi audit internal maupun eksternal.

Syahreni Harahap, SH, selaku Koordinator Tim Penatausahaan Aset, turut memberikan apresiasi terhadap pengembangan aplikasi ini. Menurutnya, fitur-fitur rekapitulasi yang sudah ada saat ini sangat membantu tim dalam memantau dan mengevaluasi aset daerah secara komprehensif. “Fitur rekap dan telaah rekap yang sudah kami gunakan benar-benar meringankan beban kerja tim dalam hal penelusuran data aset. Kami berharap pengembangan ini tidak berhenti di sini, tetapi berlanjut ke arah yang lebih analitis. Kami memerlukan alat yang lebih mendalam untuk melakukan analisis data aset, sehingga pengambilan keputusan bisa lebih strategis,” ujar Syahreni. Dengan adanya fitur-fitur baru ini, diharapkan pengelolaan aset bisa lebih profesional dan terintegrasi, sesuai dengan kebutuhan teknis dan administrasi.

Sementara itu, di balik layar pengembangan, Hariyanto, S.Sos, selaku Developer Aplikasi DIPAYANG, bersama Robby Kurniawan J., A.Md, asisten UX Frontend, terus bekerja keras untuk menyempurnakan aplikasi ini. Hariyanto menjelaskan bahwa aplikasi ini dirancang untuk memaksimalkan fleksibilitas dan efisiensi, baik dalam hal pengembangan fitur maupun kemudahan penggunaan. “Menggunakan platform AppSheet sebagai fondasi utama kami memberikan kemampuan untuk dengan cepat merespons setiap perubahan atau permintaan fitur dari lapangan. Misalnya, fitur rekapitulasi RKBMD yang baru saja kami rilis sangat responsif terhadap kebutuhan pengguna di lapangan, dan dapat diakses dengan mudah oleh setiap OPD. Kami juga memanfaatkan teknologi ini untuk memastikan bahwa PDF integration dan Excel export bekerja mulus, sehingga pengguna bisa mendapatkan dokumen yang mereka butuhkan dalam hitungan detik,” ungkap Hariyanto.

Ia melanjutkan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan DIPAYANG adalah bagaimana memastikan aplikasi ini tetap user-friendly meskipun memiliki banyak fitur kompleks. “Kami tidak hanya fokus pada pengembangan fungsionalitas, tetapi juga pada pengalaman pengguna. Antarmuka pengguna kami dirancang sedemikian rupa agar tetap intuitif, sehingga setiap OPD bisa dengan mudah menggunakan aplikasi ini, bahkan dengan sedikit pelatihan. Setiap fitur yang kami kembangkan, mulai dari rekap RKBMD, kurva pengamanan, hingga migrasi e-BMD, semuanya dibangun dengan mempertimbangkan efisiensi dan kemudahan akses,” tambah Hariyanto.

Dengan langkah-langkah ini, DIPAYANG diharapkan menjadi solusi terdepan dalam pengelolaan aset daerah, tidak hanya di Kabupaten Kepahiang tetapi juga bisa menjadi model bagi kabupaten-kabupaten lain di Indonesia.

Share on facebook
Share di Facebook
Share on twitter
Share di Twiter